Selasa, Maret 30, 2010

3 HAL DI BULAN KE LIMA

3 HAL DI 5 BULAN

Ada tiga-atu (sesuatu kan satu, kalau tigak kan tiga atu) yang kau pelajari di usia lima bulan. Ini tidak termasuk pelajaran-pelajaran ‘kecil’ lain seperti merasai tekstur daun, menyobek-nyobek kertas, memakan telinga pooh dan boneka kelinci....

Tiga atu itu adalah:




1. Makan
Kau mulai belajar makan di usia lima bulan. Sebetulnya ayah ingin kau belajar makan di usia enam bulan, dimana masa asi eksklusif telah selesai. Tapi ibu takut kau tidak mau makan nanti di usia enam bulan, dan orang-orang tua menyalahkan kemauan kami memberimu asi eksklusif 6 bulan. Jadi dengan terpaksa ayah membiarkan ibu menyuapimu.
Awalnya kau tidak mau. Kau menolak dengan lidahmu, dan dengan tidak mau membuka mulut. Tapi ibu berhasil membujukmu utk mencoba dan sekarang kau telah makan dengan lahap.
Hanya saja, kau harus tetap memprioritaskan minum asi dan makan hanya sebagai selingan belaka.




2. Merangkak
Kau telah belajar merangkak di usia ini. Kami senang menyemangatimu yang selalu mencoba meski berkali-kali gagal ambil posisi merangkak. Kau belum tahu cara melangkahkan lutut dan tangan. Lucunya, kau mengangkat dua tangan bersamaan ketika melangkah sehingga akhirnya terjerembab!
Untung kau masih di kasur...
Sekarang kau sudah lumayan. Kadang dua atau tiga kali bisa melangkah. Tidak buruk kurasa utk seorang pemula. Ha ha ha.... hei, sekarang kan kau sudah masuk enam bulan!
Bagus, nak. Berlatihlah terus. Ayah selalu siap mendukungmu!





3. Berjalan!
Ya, kau sekarang mulai senang di-tetah. Seakan kau bisa melangkah ke manapun jika kedua lenganmu bertumpu pada tangan ayah. Jangan kuatir, nak. Kau selalu bisa bertumpu kapanpun. Ayah selalu siap mendampingimu.

Aku mencintaimu,
Dan ibumu juga....

Kamis, Maret 04, 2010

tentang kereta...

4 Februari 2010


Ayah sedang menulis buku tentang menulis. Dan kamu bangun, pagi masih terlalu dingin tapi kau udah gak sabar utk jalan-jalan. Kau, ayah dan ibu. Kita bertiga berjalan-jalan (ayah menghentikan nulis dan mematikan komputer, ibu sudah selesai mencuci dan menunda menjemur). Ini pertama kali kau naik kereta.

Kereta ini kami beli sejak kamu masih delapan bulan dalam kandungan. Kamu belum lahir tapi ayah sangat gembira menunggu kelahiranmu dan bahkan membelikan kereta yang sampai usiamu lima bulan belum mau kau pakai! Jujur, ayah sempat menyesal membeli itu karena setelah kamu lahir harga kereta turun. Tapi apalah arti harga turun jika daya beli kita turun? (Ini akan menjadi hal yang harus kau ingat nanti kalau kau jadi pengusaha).



Alasan lain ayah membeli ini adalah, karena Budhe juga sedang mengandung. Ayah pikir, kelak siapa yang akan menjagamu ketika ayah dan ibu membuka warung kita? Dengan adanya kereta, kupikir kau bisa nyaman di sana dan buyut bisa menjagamu (kalau tidak pakai kereta dia gak kuat menggendongmu).

Tapi anak budhe meninggal ketika lahir. Dia lahir sebulan setelah kelahiranmu.

Hidup, begitu misteri.

Hei, sekarang kau tampak merasa nyaman naik kereta dan itu menyenangkan. Kelak kita akan jalan-jalan lebih jauh lagi.
Kelak, ayah akan cerita tentang perkembanganmu dari lahir sampai sekarang.




Ayah mau melanjutkan penulisan buku lagi. Kau tahu, jam nulis ayah semakin tidak menentu karena hanya bisa menulis ketika kau tidur (tentu saja ketika tidak sedang jualan juga!).

Tapi itu tidak apa-apa. Lihat, ayah masih tetap produktif dan akan selalu produktif. Kau adalah motivasi bagi ayah. Kau membuat ayah mempunyai impian lebih jelas. Sebuah rumah untuk kita, sebuah usaha yang memungkinkan ayah mempunyai banyak waktu untukmu.

Ayah sangat ingin menjadi pengusaha karena alasan itu. Banyak waktu untuk keluarga, dan utk menulis juga tentu saja.

Ayah mencintaimu, dan ibumu juga...