Nimba Ilmu di Café
“Luar biasa!! Dua dosen yang…luar angkasa!!” (Saking luar biasanya…hahaha) begitu tutur seorang peserta Pelat Pulpen (Pelatihan Penulisan Lingkar Pena) yang datang jauh-jauh dari Depok, Jabar ketika ditanya bagaimana kesannya nimba ilmu di Café BSP Pekalongan Minggu (23/11).
Acara yang dinahkodai ketua Divisi Kaderisasi dan Pengembangan Tulisan FLP Pekalongan, Aveus Har mendapat sambutan yang antusias dari para peserta. Benar-benar diluar dugaan panitia. Selain dimanjakan dengan suguhan enak dan suasana yang oke, para pecinta sastra di Pekalongan dapat menimba ilmu langsung dari dua dosen: Rianna Wati, dosen sastra UNS Solo dan Isnaniyah, dosen Bahasa Indonesia STAIN Solo.
Ditambah lagi gaya kocak Aries Adenata, mantan editor yang kini beralih tugas menjadi Supervisor Marketing penerbit Indiva Media Kreasi menambah suasana semakin cihuy. Aries Adenata yang ngakunya punya trah menajdi orang terkenal membagikan banyak ilmunya bagaimana cara mengirim naskah ke penerbit dan membuka peluang selebar-lebarnya untuk penulis baru yang mempunyai tulisan bermutu.
“Menulis apa?”
Ibu Rianna Wati, penulis sekaligus dosen Sastra UNS menuturkan bahwa banyak orang ingin menulis tapi kemudian berhenti pada ‘nulis apa ya...?’ Tidak ada yang bisa ditulis atau justru kebanjiran ide sehingga bingung menuliskannya. Padahal kalau kita mau, semua yang ada disekitar kita akan menjadi tulisan yang menarik. Hanya saja masalahnya, bagaimana cara menuliskannya?
Ternyata yang bingung nulis bukan cuma saya lho… Bangga banget punya banyak teman yang kebingungan. Wakakak!
Menulis membutuhkan proses latihan! Dan latihan yang kita lakukan janganlah memikirkan lebih dulu bagaimana hasil tulisan kita, yang penting adalah karya (tulisan0 nyata kita. Setelah berkali-kali berlatih nantinya kita akan terbiasa menyusun kata dan kalimat, setelah itu barulah kita coba benahi ‘muatan’ tulisan kita” tambahnya.
***
Bu Isnaniyah, dosen muda berparas cantik itu juga tak kalah oke memberikan ilmunya. Tayangan film dengan bahasan yang lugas dan jelas membuat mudah diserap oleh semua kalangan. Bayangin aja, acara yang semula digelar untuk paramuda ini ternyata dihadiri juga anak-anak SD sampai bapak-bapak. Komplit deh!
Wacana tentang deskripsi, narasi, dan eksposisi dikupas tuntas pada sesi ini. Peserta jadi semakin ‘melek’ pengetahuan tulis menulis.
Menulis dan kreatifitas adalah satu hal yang saling memberi nyawa. Menulis membutuhkan change kreatifitas yang nyaris tanpa batas. Sedangkan kreatifitas tanpa dituangkan dalam bentuk tulisan bagaikan mengoleksi papan tulis dengan debu. Demikian tutur bu Isnaniyah, dosen bahasa Indonesia STAIN Solo yang mengantarkan materi sukses menulis kreatif.
***
Nimba ilmu gak harus di sekolah kan? Pelat Pulpen ini adalah buntut semangat dari acara yang rada-rada ‘aneh’ yang diadain bersama Om Daktur ketika silaturahim ke Rumah Imaji. Waktu itu OD menekankan bahwa “Di luar kelas kita harus terus berproses!” Dan kami membuktikan bahwa kami terus berproses dan menimba imu dimanapun tempatnya.
Yang mencengangkan, ternyata Pekalongan menimbun calon-calon penulis berbakat yang penuh semangat. Pelat Pulpen adalah langkah pertama menghidupkan halaqoh sastra seperti saran Om Daktur. Agar semangat terus berkobar, kedepan kita akan mengadakan Kantin Banget dengan menhadirkan Om Daktur dan krunya ke Pekalongan lagi. Siap kan Om? Semoga, InsyaAllah, Allahu Akbar!
(Yossi Maylani/ Koordinator Forum Lingkar Pena Pekalonan)