Rabu, November 14, 2007

rumah kami rumah imaji

Rumah kami, rumah imaji

Awalnya, komunitas rumah imaji hanyalah komunitas imajinatif dimana aku berguru pada karya-karya penulis yang kutemui lewat buku, majalah atau internet. Komunitas ini tanpa anggota lain selain aku. Meskipun di Pekalongan ini aku akhirnya bisa bertemu dengan penulis-penulis senior dimana aku sering curhat dan minta bimbingan (Khairul Huda, Ina Huda, Purwandi, Ghufron Muda), aku tak berani mengajak mereka membentuk sebuah komunitas. Baru pada beberapa minggu lalu ketika dalam sebuah pembicaraan tercetus keinginan dari Khairul Huda untuk berkumpul dan berbincang dalam sebuah forum setelah lama kami tidak pernah berkumpul bersama.

Dulu, ketika Mas Najmudin mengajakku bergabung di FLP Pekalongan, aku pun mengajak mereka. Mereka menjadi penulis senior di forum. Dan kini telah setahun berlalu FLP Pekalongan tak pernah mengundang kami berkumpul seperti dulu ketika Mas Najmudin menjadi ketuanya. Yang kemudian dilanjutkan Mas Eko Pribadiyanto. Dan sekarang, setahun lebih kalau tak salah ingat, ketua dijabat oleh Mbak Yossi.

Aku mengenal Mas Najmudin sebagai aktivis IPNU (sekarang Ansor). Meski dia belum pernah masuk dalam cabang flp manapun sebelumnya, pengetahuan agamanya layak untuk membawa gerbong komunitas penulis islami. Dan Mas Eko aktivis IRM. Sama seperti Mas Najmudin, sebelumnya dia juga tidak tahu bagaimana membawa gerbong organisasi penulis islami ini. Mungkin cara-cara mereka memimpin flp pekalongan berbeda dengan flp di tempat lain. Tapi sebagai pribadi, aku menikmati kebersamaan dalam forum ini.

Setelah Mas Eko, ketua dijabat Mbak Yossi dalam pemilihan yang demokratis. Mbak Yossi sangat layak karena disamping dia sebagai aktivis liqo’ tarbiyah, mbak Yossi pun pernah menjadi anggota FLP Semarang semasa kuliah. Dia lebih mengerti bagaimana seharusnya forum ini berjalan. Bahkan bersama Mas Najmudin dan Mas Eko, Mbak Yossi adalah penggagas berdirinya FLP Pekalongan.

Aku tak tahu kenapa justru kami tak lagi berkumpul seperti dulu. Bahkan para penulis senior pun tak pernah lagi mereka undang untuk berbincang. Dan kami tak tahu kenapa.
Beberapa minggu lalu aku dan Purwandi menyambangi kediaman Khairul Huda dan kami menggagas sebuah acara ngobrol bareng penulis pekalongan. Ini, disamping karena kangennya kami berkumpul bersama, juga karena kami ingin mempunyai teman-teman baru dalam dunia imajinasi. Dan kami sepakat menggunakan nama komunitas rumah imaji sebagai nama komunitas kami meski tanpa struktur organisasi.

Ya. Nama komunitas semuku menjadi nama rumah kami. Tentu saja, kami masih menjadi anggota flp pekalongan. Kami masih memiliki kartu tanda anggota. Dan, meski tidak pernah berkumpul lagi dalam forum, kami masih merasa sebagai bagian darinya.

Mungkin kelak komunitas rumah imaji akan kembali menjadi nama komunitas semu yang hanya engkau temui di dunia maya ini, dan itu tidak mengapa. Mungkin kelak Mbak Yossi tahu kami masih menjadi bagian dari flp pekalongan yang diketuainya. Mungkin kelak Mbak Yossi merengkuh kami lagi dan mengajak kami kembali berkumpul dalam naungan nama FLP Pekalongan.
Bravo FLP Pekalongan. Kami semua merindukanmu.

Tidak ada komentar: