Minggu, Oktober 19, 2008

PENYERET KERANDA DI ANNIDA

PENYERET KERANDA DI ANNIDA


Kebahagiaan saya bulan ini, bukan sekedar cerpen saya dimuat di annida, namun juga karena annida memilihnya utk ditampilkan di galeri dan diulas oleh Joni Ariadinata. Saya paling suka baca ulasan cerpen, baik galeri annida, kakilangit horison maupun ulasan cerpen di buku2 kumpulan cerpen kompas. Saya selalu merasa, betapa cerpen hebat dari penulis hebat pun ternyata memiliki kelemahan. Dan itulah kenapa saya selalu merasa tidak puas dengan karya terakhir saya dan selalu ingin lebih baik utk karya berikutnya.

Ulasan yang menunjukkan kelemahan2 karya yang hebat dari penulis hebat itu pun menginspirasi saya utk tidak takut mengirimkan karya. Karena menyadari pasti ada kekurangan dari sebuah karya yang sehebat apapun tetap tidak akan pernah sempurna, maka berani mengirimkan karya dan berani ditolak adalah alasan kenapa saya tidak mau berhenti belajar dan menulis.

Penyeret Keranda, adalah sebuah cerpen yang saya tulis dalam semangat ingin belajar. Saya mencoba memetaforkan undang-undang hukuman mati yang saya pikir bukanlah tidak mungkin jika masih saja ada kemungkinan utk salah. Karena bagaimanapun, seperti saya metaforkan: "Karena aku bukan Izrail, dan pemberi perintahku bukan Tuhan."

Namun ternyata, apa yang ada dalam kepala saya belum bisa seutuhnya terungkap hingga cerpen itu terlalu lemah dalam mengusung makna. Maka, Mas Joni, terima kasih atas masukan berharga dari Anda. Semoga karya-karya saya akan kembali menyapa Anda, baik di galeri Annida, maupun di ruang lain.

salam,

Aveus Har

1 komentar:

penapantura mengatakan...

ha ha ha, met nyambut nikah.. kawe