Sabtu, Desember 01, 2007

Aveus: Duit satu juta lebih dari mana?

Aveus: Duit satu juta lebih dari mana?

(Kisah mumet bikin kegiatan)

Ini cerita ketika Komunitas Rumah Imaji (KRI) ngadain kegiatan “Ngobrol Bareng Penulis Pekalongan”, 2 Desember 2007. Kegiatan yang awalnya hanya iseng-iseng karena kangen untuk kumpul-kumpul, ternyata membesar dan menjadi serius (meskipun untuk acara tetap dibikin santai dan akrab). Serius di sini artinya banyak hal yang membesar. Dari jumlah peserta, tenaga yang dibutuhkan, tamu yang diundang dan tentu saja … dana yang membengkak.
Masalahnya, saat menyusun proposal kami hanya mengeset untuk 20 peserta, 6 penulis, 4 panitia, dan 2 tamu undangan. Namun ketika peserta membengkak menjadi 26 peserta (dari undangan yang sudah diambil, namun ada juga kemungkinan yang akan mendaftar pada saat kegiatan berlangsung, dan kemungkinan kami tidak mampu untuk menolaknya). Perlu 3 orang tenaga bantuan pengesetan tempat. 7 orang panitia (meski yang mobile hanya beberapa saja). Dan 7 orang dari Dewan Kesenian Daerah (DKD) Kab. Pekalongan.
Ditambah pula, diluar rencana kami yang sudah termaktub dalam brosur—ini kami berikan untuk kejutan peserta—kami mengundang penulis Pekalongan yang sekarang bekerja di TPI (teve, bukan tempat pelelangan ikan) untuk memberikan ceramah motivasi. Bayangkan berapa dana yang kami butuhkan!

Awalnya, anggaran yang kami susun seperti ini:

Rencana Anggaran
Pemasukan:
Iuran @ Rp. 10.000 x 20 : Rp. 200.000,00
Kas Rumah Imaji : Rp. 50.000,00
Jumlah Rp. 250.000,00
Pengeluaran:
Konsumsi:
Snack & Coffee break : Rp. 75.000,00
Makan Siang : Rp. 300.000,00
Dokumentasi : Rp. 100.000,00
Spanduk dan Selebaran : Rp. 100.000,00
Lain-Lain : Rp. 100.000,00
Jumlah Rp. 675.000,00

Kekurangan Dana Rp. 425.000,00

Dan DKD Kab. Pekalongan mengucurkan dana sebesar Rp. 425.000,-, artinya, seharusnya tidak ada masalah. Apalagi kas KRI (yang memang dari duit pribadi gw-ave), diperbesar sejumlah Rp. 150.000,-Tapi ternyata tidak. Karena:

1. Pengeluaran administratif untuk surat menyurat, selebaran dan sosialisasi Rp. 150.000,-
2. Konsumsi (snack, makan siang, kopi) untuk 55 porsi Rp. 797.500,-
3. Administrasi pemakaian tempat dan pengesetan (trmsk backdrop) Rp. 175.000,-
4. Dokumentasi (yang ini tidak membengkak) Rp. 100.000,-

Semua pengeluaran sejumlah Rp. 1.222.500

Sudah? Ternyata belum. Kami lupa tidak menganggarkan untuk memberi ‘amplop’ buat penulis yang jadi pembicara. Bukan lupa, deng. Kupikir, toh mereka udah temen sendiri. Bisa kan gak usah ngasih duit? Tapi kata temanku: ‘wah, itu bisa menjadi preseden buruk. Artinya, ntar para penulis gak akan dikasih uang saku kalau diundang bicara dalam suatu acara’. Nah lo!
Artinya, kami musti menambah pengeluaran”

5. ‘Amplop’ untuk pembicara 5 orang (Ave tidak termasuk, karena panitia) Rp. 500.000,-
6. ‘Amplop’ untuk pembicara dari TPI Jakarta Rp. 400.000,-

Total Pengeluaran Sejumlah Rp. 2122.500,-

Dengan dana yang terkumpul:
1. Kas KRI Rp. 150.000,-
2. Penjualan undangan Rp. 250.000,-
3. Bantuan DKD Kab. Pekalongan Rp. 425.000,-

Hanya terkumpul sejumlah Rp. 825.000,-
Total Kekurangan Adalah Rp. 1.297.500,-
Pertanyaannya: dari mana mendapatkan uang sejumlah itu?

Tidak ada komentar: