Minggu, Desember 09, 2007

Belum Optimal, Kegiatan Sastra di Pekalongan

"Kegiatan sastra di Pekalongan belum optimal," demikian diungkap Kelik Suwarno, ketua Dewan Kesenian Daerah (DKD) Kabupaten Pekalongan dalam kegiatan "Ngobrol Bareng Penulis Pekalongan", Minggu (2/12). Kegiatan bertema "Kreativitas dalam Kepenulisan" diadakan oleh Komunitas Rumah Imaji (KRI) bekerja sama dengan DKD Kabupaten Pekalongan di aula Kecamatan Doro Kabupaten Pekalongan. Dalam kesempatan ini pula Kelik mengatakan DKD siap mensupport kegiatan sastra di daerahnya.

DKD menyambut baik setiap kegiatan berkesenian dari masyarakat. Menurutnya, komunitas penulis yang terbentuk dengan nama Komunitas Rumah Imaji ini patut dilanjutkan dan diberdayakan agar maksimal. Untuk itu DKD siap menyediakan ruang untuk kegiatan sastra di gedung kesenian yang sedang dalam pembangunan.

Kegiatan Ngobrol Bareng Penulis Pekalongan ini diikuti oleh 26 peserta. Selain mengundang sejumlah penulis Pekalongan yang telah lama berkecimpung di dunia penulisan kreatif, acara ini juga dihadiri oleh tujuh orang dari DKD Kabupaten Pekalongan.

"Target kami hanya 20 peserta," demikian ungkap Aveus Har, koordinator kegiatan tersebut. Menurutnya, dengan peserta yang sedikit diharapkan hasil kegiatan tersebut lebih optimal. "Tapi kami susah buat menolak peserta yang mendaftar belakangan."

Aveus Har menyatakan komunitas yang dikoordinirnya siap mengadakan kegiatan lanjutan yang lebih besar. Menurutnya, beberapa proposal kegiatan telah siap diajukan. Kegiatan tersebut meliputi penerbitan, pelatihan dan lomba penulisan kreatif yang terangkum dalam tema "Pekalongan Menulis".

DKD Kabupaten Pekalongan siap membantu. Kelik meyatakan DKD memiliki dana yang siap dikucurkan untuk meningkatkan kegiatan berkesenian di Kabupaten Pekalongan.
Berlangsung hangat
Acara yang dimulai jam 09.30 WIB berlangsung hangat. Beberapa pertanyaan seputar penulisan kreatif diajukan oleh peserta dan dibahas bersama beberapa penulis dan anggota DKD.

"Agar kreatif, kita harus banyak membaca," demikian menurut Nr. Ina Huda, salah seorang penulis Pekalongan yang hadir dalam acara tersebut. Lebih lanjut dia menyatakan, mimpi pun bisa menjadi sumber ide.

Acara ini memang dimaksudkan sebagai ajang berbagi rasa dan tukar pengalaman dengan para penulis. "Mungkin saja kita bisa mendapatkan berbagai alternatif solusi mengatasi kebuntuan kreativitas yang sering dialami penulis," ungkap Aveus Har.

(dikirim ke nirmala post, gak tahu dimuat kagak)

DKD SIAP SUPPORT SASTRA

DKD SIAP SUPPORT SASTRA

"Komunitas ini silahkan dilanjutkan dan diberdayakan," demikian Kelik Suwarno mengatakan dalam pengantar perbincangan di acara "Ngobrol Bareng Penulis Pekalongan" bertema kreativitas dalam kepenulisan di aula Kecamatan Doro Kabupaten Pekalongan, Minggu (2/12). Kegiatan ini diadakan oleh Komunitas Rumah Imaji bekerja sama dengan Dewan Kesenian Daerah (DKD) Kabupaten Pekalongan.

Kegiatan ini diikuti oleh 26 peserta. Selain enam penulis Pekalongan yang telah memunculkan karya di media massa, kegiatan ini dihadiri oleh tujuh orang anggota DKD. "Target kami hanya 20 peserta agar perbincangan lebih efektif. Tapi kami susah buat menolak peserta yang mendaftar belakangan," demikian ungkap Aveus Har, koordinator kegiatan tersebut.
Dalam kesempatan ini pula Kelik menyatakan DKD Kabupaten Pekalongan siap untuk mensupport kegiatan sastra di daerah.

Menurut Ketua DKD Kabupaten Pekalongan ini, selama ini kegiatan sastra di daerah Pekalongan memang belum optimal. Untuk itu DKD menyambut baik setiap kegiatan berkesenian yang dilakukan oleh masyarakat. Untuk mewadahi kreativitas tersebut DKD siap menyediakan ruang untuk kegiatan sastra di gedung kesenian yang sedang dibangun.

"Kami siap membantu," tegasnya. DKD, menurut Kelik, masih memiliki dana yang siap untuk dikucurkan dalam kegiatan berkesenian.

Sementara itu Aveus Har, menyambut baik dan siap untuk bekerja sama dalam rangka meningkatkan potensi daerah dalam penulisan kreatif. Kegiatan-kegiatan yang telah disusun oleh Komunitas Rumah Imaji segera akan diajukan ke DKD untuk mendapat masukan. Kegiatan tersebut meliputi penerbitan, pelatihan dan lomba penulisan kreatif yang terangkum dalam tema "Pekalongan Menulis".

"Proposal telah siap," demikian Aveus Har menyatakan. "Kami berharap kegiatan-kegiatan ini kelak bisa bermanfaat untuk menggairahkan minat penulisan kreatif di daerah. "Dan bisa bersaing di tingkat nasional."

(Dikirim utk Suara merdeka, nggak tahu dimuat kagak....)

Sabtu, Desember 01, 2007

Aveus: Duit satu juta lebih dari mana?

Aveus: Duit satu juta lebih dari mana?

(Kisah mumet bikin kegiatan)

Ini cerita ketika Komunitas Rumah Imaji (KRI) ngadain kegiatan “Ngobrol Bareng Penulis Pekalongan”, 2 Desember 2007. Kegiatan yang awalnya hanya iseng-iseng karena kangen untuk kumpul-kumpul, ternyata membesar dan menjadi serius (meskipun untuk acara tetap dibikin santai dan akrab). Serius di sini artinya banyak hal yang membesar. Dari jumlah peserta, tenaga yang dibutuhkan, tamu yang diundang dan tentu saja … dana yang membengkak.
Masalahnya, saat menyusun proposal kami hanya mengeset untuk 20 peserta, 6 penulis, 4 panitia, dan 2 tamu undangan. Namun ketika peserta membengkak menjadi 26 peserta (dari undangan yang sudah diambil, namun ada juga kemungkinan yang akan mendaftar pada saat kegiatan berlangsung, dan kemungkinan kami tidak mampu untuk menolaknya). Perlu 3 orang tenaga bantuan pengesetan tempat. 7 orang panitia (meski yang mobile hanya beberapa saja). Dan 7 orang dari Dewan Kesenian Daerah (DKD) Kab. Pekalongan.
Ditambah pula, diluar rencana kami yang sudah termaktub dalam brosur—ini kami berikan untuk kejutan peserta—kami mengundang penulis Pekalongan yang sekarang bekerja di TPI (teve, bukan tempat pelelangan ikan) untuk memberikan ceramah motivasi. Bayangkan berapa dana yang kami butuhkan!

Awalnya, anggaran yang kami susun seperti ini:

Rencana Anggaran
Pemasukan:
Iuran @ Rp. 10.000 x 20 : Rp. 200.000,00
Kas Rumah Imaji : Rp. 50.000,00
Jumlah Rp. 250.000,00
Pengeluaran:
Konsumsi:
Snack & Coffee break : Rp. 75.000,00
Makan Siang : Rp. 300.000,00
Dokumentasi : Rp. 100.000,00
Spanduk dan Selebaran : Rp. 100.000,00
Lain-Lain : Rp. 100.000,00
Jumlah Rp. 675.000,00

Kekurangan Dana Rp. 425.000,00

Dan DKD Kab. Pekalongan mengucurkan dana sebesar Rp. 425.000,-, artinya, seharusnya tidak ada masalah. Apalagi kas KRI (yang memang dari duit pribadi gw-ave), diperbesar sejumlah Rp. 150.000,-Tapi ternyata tidak. Karena:

1. Pengeluaran administratif untuk surat menyurat, selebaran dan sosialisasi Rp. 150.000,-
2. Konsumsi (snack, makan siang, kopi) untuk 55 porsi Rp. 797.500,-
3. Administrasi pemakaian tempat dan pengesetan (trmsk backdrop) Rp. 175.000,-
4. Dokumentasi (yang ini tidak membengkak) Rp. 100.000,-

Semua pengeluaran sejumlah Rp. 1.222.500

Sudah? Ternyata belum. Kami lupa tidak menganggarkan untuk memberi ‘amplop’ buat penulis yang jadi pembicara. Bukan lupa, deng. Kupikir, toh mereka udah temen sendiri. Bisa kan gak usah ngasih duit? Tapi kata temanku: ‘wah, itu bisa menjadi preseden buruk. Artinya, ntar para penulis gak akan dikasih uang saku kalau diundang bicara dalam suatu acara’. Nah lo!
Artinya, kami musti menambah pengeluaran”

5. ‘Amplop’ untuk pembicara 5 orang (Ave tidak termasuk, karena panitia) Rp. 500.000,-
6. ‘Amplop’ untuk pembicara dari TPI Jakarta Rp. 400.000,-

Total Pengeluaran Sejumlah Rp. 2122.500,-

Dengan dana yang terkumpul:
1. Kas KRI Rp. 150.000,-
2. Penjualan undangan Rp. 250.000,-
3. Bantuan DKD Kab. Pekalongan Rp. 425.000,-

Hanya terkumpul sejumlah Rp. 825.000,-
Total Kekurangan Adalah Rp. 1.297.500,-
Pertanyaannya: dari mana mendapatkan uang sejumlah itu?